Hukum Hooke : Penjelasan Teori  Mengapa Karet  Melar

Hukum Hooke adalah hukum tentang gaya elastis  pegas dan pegas. Teori ini merupakan hasil temuan oleh ilmuwan asal Inggris bernama Robert Hooke. Robert Hooke mengklasifikasikan benda menjadi dua jenis yaitu plastik dan  elastis.

Benda  plastis adalah benda yang tidak berubah bila kita beri gaya (tarikan) padanya, sedangkan benda elastis adalah benda yang berubah bentuk bila kita beri gaya, tetapi dapat kembali ke bentuk semula bila kita tidak beri gaya. Contohnya termasuk karet, bantalan, dan lengkungan.

Sejarah Hukum Hooke

Robert Hooke  adalah seorang ilmuwan  dari Freshwater, Inggris. Robert Hooke adalah seorang ahli matematika dan putra  pendeta  All Saints Church Museum.  Hooke awalnya tertarik pada seni daripada sains. Setelah itu, dia pergi ke London untuk mewujudkan mimpinya. Namun, selama perjalanannya, minat Hooke beralih ke matematika. Dia mencoba masuk ke Westminster School untuk belajar matematika.

Ia  juga belajar matematika di Universitas Robert Boyle atas rekomendasi Thomas Willis, seorang profesor kimia  yang pernah membimbing Hooke. Hooke kemudian melanjutkan perkembangannya saat belajar di Universitas Robert Boyle.

Pada abad ke-17 Hooke  mencoba mengamati hubungan antara tegangan dan gaya pegas. Ia menemukan bahwa panjang pegas bertambah ketika gaya tarik diterapkan. Selain itu, sifat pegas yang berbeda juga mempengaruhi pertambahan panjang Hukum pegas ini kemudian terkenal sebagai hukum Hooke.

 Rumus Hukum Hooke
Persamaan Hukum Hooke

Rumus Hukum Hooke  adalah sebagai berikut:

F = – k

Keterangan:

F = Gaya 9N)

k = konstanta pegas (N/m)

x = Pertambahan panjang dari pegas dari posisi awal (m)

Posisi awal (m) Dari persamaan ini terlihat bahwa pertambahan panjang terjadi bila ada gaya tarik menarik. Namun pertambahan panjangnya juga bergantung pada bahan pegas.

 Misalnya,  pegas  baja mengalami kesulitan meregang atau memanjang meskipun terkena gaya tarik yang besar. Hal ini dapat terjadi karena semua pegas mempunyai sifat yang disebut konstanta gaya. Artinya benda seperti karet mempunyai konstanta gaya yang  kecil karena  mudah  meregang.

Energi Potensial Pegas

Energi potensial pegas ini merupakan energi yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Misalnya, dalam olahraga memanah bisa ditentukan energi yang diperlukan untuk menarik busur panah.

Energi potensial ini bisa dihitung dari hubungan antara pegas dengan pertambahan panjangnya.

Ep = ½ F . x atau Ep = ½ (k.x) . x

Keterangan:

Ep = Energi potensial pegas (J)

k = Tetapan dari sebuah pegas (N/m)

x = pertambahan panjang pegas dari posisi awal (m).

Editor: Putri Nur Sabrini Anastasia

Referensi :

Robert Hooke – the face of England's Leonardo?" Archived 2006-05-11 at the Wayback Machine., Institute of Physics
https://ocw.mit.edu/courses/8-01sc-classical-mechanics-fall-2016/pages/week-2-newtons-laws/7-4-hookes-law/
https://www.feynmanlectures.caltech.edu/II_38.html#Ch38-S1
Young, Hugh D.; Freedman, Roger A.; Ford, A. Lewis (2016). Sears and Zemansky's University Physics: With Modern Physics (14th ed.). Pearson. p. 209
Robert Hooke, De Potentia Restitutiva, or of Spring. Explaining the Power of Springing Bodies, London, 1678
Vijay Madhav, M.; Manogaran, S. (2009). "A relook at the compliance constants in redundant internal coordinates and some new insights". J. Chem. Physic
Miftahul Khair
Miftahul Khair

Oke

Articles: 62