Sejarah Penemuan dan Perkembangan Asteroid di Atmosfer

Luar angkasa atau antariksa dalam bahasa Inggrisnya yaitu outer space merujuk pada bagian yang relatif kosong dari jagat raya, di luar atmosfer dari benda “celestial”. ungkapan ruang angkasa dapat digunakan untuk membedakan antara ruang udara dengan lokasi “terestrial”, karena atmosfer bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin tipis dengan naiknya ketinggian dan tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa.

Apa itu Asteroid?

Asteroid merupakan suatu benda langit berukuran kecil, bahkan ukuran Pluto (planet kerdil) jauh lebih besar dari Asteroid. Adapun jarak asteroid berkisaran dari 1 hingga 60 mil. Asteroid terletak dalam ruang angkasa luar angkasa yang  suhunya bisa mencapai -73º Celcius. Lalu bagaimana asteroid terbentuk?

Asteroid  terbentuk ketika gas dan debu bergabung dengan matahari maka beberapa material akan bergabung dan menjadi batuan terestrial dan menjadi planet gas yang turut mengelilingi matahari dan denu yang sangat kecil dan tidak bisa menjadi planet akan menjadi asteroid. Asteroid bisa terbentuk dari sabuk Asteroid atapun sabuk Kuiper.

Ada beberapa  jutaan asteroid, yang menurut sebagian orang adalah sisa-sisa kehancuran planetisimal, material di dalam solar nebula matahari muda yang tidak pernah tumbuh besar untuk menjadi planet. Sebagian besar asteroid yang telah  mengorbit pada sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter atau berbagi orbit dengan Jupiter (Asteroid Troya Jupiter). Tetapi, terdapat keluarga orbit lainnya dengan populasi signifikan, termasuk asteroid dekat-Bumi. Asteroid individual dapat terbagi berdasarkan karakteristik spektrum emisi mereka, dengan mayoritas terbagi menjadi tiga kelompok utama: tipe-C, tipe-M, dan tipe-S. Kelompok ini memiliki nama dan umumnya terdentifikasi dari komposisi karbon, logam, dan silikat.

Sejarah Penemuan dan Perkembangan Asteroid

Asteroid pertama kali ditemukan oleh Ceres pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi dan pada awalnya mempertimbangkan sebagai planet baru. Penemuan selanjutnya yakni penemuan benda-benda lainnya yang serupa, yang dengan peralatan saat itu, terlihat sebagai titik-titik cahaya, seperti bintang, menunjukkan cakram planet dalam bentuk kecil atau tidak ada sama sekali, meskipun secara mudah berbeda dari bintang karena gerakan mereka yang terlihat.

Pada  abad ke-18, Baron Franz Xaver von Zach membentuk suatu kelompok yang terdiri atas 24 orang astronom mencari planet yang hilang pada jarak sekitar 2,8 au dari matahari berdasarkan hukum Titius-Bode.

Pada abad  ke 1 hingga 10 saat periode Cretaceous asteroid yang menghantam bumi memperkirakan memiliki lebar 10 kilometer, yang membuat bumi mengalami kepunahan massal. Bekas tabrakan meteor membentuk kawah dengan lebar 180 kilometer di Semenanjung Yucatan, Meksiko.

Meteor merupakan benda angkasa yang meluncur dari angkasa luar masuk ke dalam atmosfer dan menyala karena gesekan udara. Meteor dapat jatuh ke bumi karena tertarik oleh gravitasi bumi. Ketika sebuah batu memasuki atmosfer bumi, meteor akan memanas dan sebelum terbakar habis akan tampak jejak seperti ekor yang berkilau.

Nah, itu dia salah satu penemuan benda ruang angkasa, baca juga  Kecanggihan Teknologi Sensor dalam Kehidupan sehari-hari

 

Editor: Putri Nur Sabrini Anastasia

Referensi:

Priyatna Abdurrasyid. (1997).  Pengantar Hukum Ruang Angkasa Dan Spacel Treaty 1967. Binacipta:  Bandung.
Juajir Sumardi. (1996). Hukum Ruang Angkasa (Suatu Pengantar). PT. Pradnya Paramita: Jakarta.
Soerjono Soekanto. (1966). Pengantar Penelitian Hukum. UI Press: Jakarta.
Diederiks,  Verschoor. (1991). Beberapa Persamaan Dan Perbedaan Antara Hukum Udara dan Hukum Ruang Angkasa Khusus Dalam Bidang Hukum Perdata Internasional, Bambang Iriana DJ (ed), Sinar Grafika. Jakarta.
Miftahul Khair
Miftahul Khair

Oke

Articles: 62