Perdebatan Bohr dan Einsten tentang Mekanika Kuantum

Perselisihan antara Albert Einstein dan Niels Bohr merupakan salah satu peristiwa yang dikenang banyak orang karena berperan penting dalam perkembangan filsafat sains. Karena itu juga perdebatan yang di menangkan oleh Bohr menjadikan pandangan yang prevalen terhadap akar pemahaman fisika modern.

Dalam artikel yang di buat oleh Bohr berjudul “Discussion with Einsten on Epistemological Problems in Atomic Physics”. Dari artikel tersebut, isu tentang filosofis dari perdebatan tersebut adalah interferensi Kopenhagen Bohr tentang mekanika kuantum, yang ia yakini berpusat Komplementaritas yang dapat menjelaskan alam semesta. Terlepas dari perdebatan antara Bohr dan Einsten yang berbeda pandangan serta penemuan – penemuan yang kemudian membantu dalam memperkuat Mekanika Kuantum, kedua ilmuwan ini tetap saling menghargai dan megangumi hingga akhir hayat mereka.

 

Albert Einsten merupakan ilmuwan fisika pertama yang menyatakan bahwa penemuan kuantum (h) oleh Planck memerlukan penafsiran ulang pada Hukum Fisika. Pada tahun 1905, untuk mendukung pertanyaannya ini, Einsten mengatakan bahwa cahaya terkadang bertindak sebagai partikel yang di sebut dengan kuantum cahaya. Dan pada tahun 1925 Bohr secara terbuka menerima gagasan tersebut.

Albert Einsten tertarik mengenai foton karena ia melihatnya sebagai realitas fisik di balik angka-angka yang di sajikan Max Planck secara matematis pada tahun 1900. Akan tetapi, Bohr mengatakan ia tidak menyukainya karena merasa memilih solusi matematis yang sewenang-wenang. Bohr  tidak menyukai jika seorang ilmuwan harus memilih antara persamaan – persamaan tersebut. Hal Ini juga menjadikan awal dari perseteruan antara Eisten dan Bohr. 

Albert Einsten telah mengusulkan konsep foton pada tahun 1905, dan Compton yang di buktikan secara eksperimental bahwa foton memang ada pada tahun 1922, tetapi Bohr tetap menolak keberadaan foton pada saat itu. Dan di tahun yang sama juga Bohr menulis teori BKS untuk melawan konsep kuantum cahaya yang di buat oleh Einsten, pada saat yang sama juga teori kuantum cahaya dapat di buktikan dan Bohr di nyatakan bersalah. 

Pada tahun 1913, Bohr memperkenalkan cahaya atom hidrogen yang menggunakan konsep kuantum untuk menjelaskan spektrum atom. Pada saat itu Bohr belum sepenuhnya percaya jika atom bersifat gelombang, tetapi ia menggambarkan model atom seperti sistem tata surya sehingga persamaan yang digunakan pun sangat mirip dengan orbit rotasi partikel seperti planet. Hal ini bertentangan dengan teori konstanta Planck yang digunakan untuk mengukur radiasi cahaya pada benda hitam. 

Pada awalnya, Albert Einsten skeptis pada penggunaan simbol h pada atom model tata surya, tetapi kemudian ia berpendapat lain pada tahun 1913 hingga 1919 yang kemudian mempelajari dan merevisi ulang model ekstensi atom Bohr yang di buat oleh Arnold Sommerfeld, dengan menambahkan efek stark dan efek Zeeman. Konsep yang dibuat oleh Einsten pada waktu itu masih digunakan hingga saat ini. 

Revolution Kuantum pada pertengahan 1920-an terjadi di bawah arahan Eisten dan Bohr, dan juga debat pasca revolusi mereka berdua adalah mencari makna dari perubahan tersebut. Tahun 1925 seorang ilmuwan bernama Werner Schrodinger memperkenalkan persamaan matriks untuk menghilangkan unsur-unsur Newtonian pada ruang dan waktu dari realitas yang mendasari. Di saat yang bersamaan juga Schrodinger mendapatkan surat pujian dari Einsten dari persamaan yang di buat. 

Referensi :

Niels Bohr and Albert Einstein and their differences on quantum mechanics | Britannica. 
Howard, Don. "Revisiting the Einstein-Bohr Dialogue"
Marage, Pierre; Wallenborn, Grégoire (1999). Marage, Pierre; Wallenborn, Grégoire, ed. The Debate between Einstein and Bohr, or How to Interpret Quantum Mechanics. 
Fine, Arthur (2020). Zalta, Edward N., ed. The Einstein-Podolsky-Rosen Argument in Quantum. 
Bohr, Niels (1913). "On the constitution of atoms and molecules.
Miftahul Khair
Miftahul Khair

Oke

Articles: 62