Sejarah fisika citra merupakan bagian penting dari perkembangan ilmu fisika yang berfokus pada cara kita melihat dan memahami fenomena yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Ilmu fisika citra, atau physics of imaging, menggabungkan prinsip-prinsip fisika dengan teknologi untuk menciptakan visualisasi dari objek dan proses yang tidak dapat diamati secara langsung. Ini mencakup berbagai alat dan teknik, mulai dari radiografi hingga teknologi canggih seperti CT scan dan MRI.
Awal mula fisika citra dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno, ketika para ilmuwan seperti Aristoteles dan Archimedes mulai mengembangkan pemahaman dasar tentang pengamatan dan pengukuran. Aristoteles menganggap fisika sebagai bagian dari filsafat yang berfokus pada pengamatan dunia fisik, sementara Archimedes memperkenalkan prinsip-prinsip dasar yang masih relevan dalam fisika modern.
Perkembangan fisika citra sebagai disiplin ilmu terapan mulai mendapatkan perhatian serius pada abad ke-19 dengan penemuan teknologi baru. Penemuan sinar-X oleh Wilhelm Conrad Röntgen pada tahun 1895 menjadi salah satu tonggak sejarah penting dalam fisika citra. Sinar-X memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam tubuh manusia tanpa melakukan pembedahan, membuka jalan bagi diagnosis medis yang lebih akurat dan non-invasif.
Seiring dengan kemajuan teknologi, berbagai metode visualisasi lainnya mulai dikembangkan. Misalnya, ultrasonografi, yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh, menjadi alat penting dalam kedokteran modern. Selain itu, teknologi seperti Lidar dan Radar juga mengandalkan prinsip fisika citra untuk memetakan dan mengukur objek di lingkungan yang luas.
Di Indonesia, fisika citra telah diakui sebagai bidang yang penting untuk mendukung pembangunan kualitas manusia dan produk nasional. Penelitian dan pengembangan dalam bidang ini terus didorong untuk menciptakan alat-alat diagnostik yang lebih efektif dan efisien, yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Hal ini sejalan dengan upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan produk yang dikonsumsi masyarakat.
Pendidikan dalam fisika citra juga semakin berkembang, dengan banyak universitas yang menawarkan program studi terkait. Para akademisi dan peneliti berupaya untuk memadukan teori dan praktik, sehingga mahasiswa dapat memahami aplikasi fisika citra dalam kehidupan sehari-hari. Ini penting untuk mempersiapkan generasi baru ilmuwan yang mampu menghadapi tantangan di bidang teknologi dan kesehatan.
Dalam konteks global, fisika citra tidak hanya terbatas pada aplikasi medis. Bidang ini juga memiliki peran penting dalam industri, seperti dalam pengujian kualitas produk dan penelitian ilmiah. Dengan menggunakan teknik visualisasi yang tepat, para peneliti dapat menganalisis data dengan lebih mendalam dan menghasilkan temuan yang lebih akurat.
Secara keseluruhan, sejarah fisika citra mencerminkan perjalanan panjang dari pengamatan sederhana hingga teknologi canggih yang kita miliki saat ini. Penemuan-penemuan dalam bidang ini telah mengubah cara kita memahami dunia dan memberikan manfaat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Dengan terus berkembangnya teknologi, masa depan fisika citra menjanjikan inovasi yang lebih menarik dan bermanfaat.
Penulis : Fitri Lailyah
Referensi :
Cajori F. (1968). A History of Physics.New York: Duver Publication Inc. Milhorn, Thomas. (2008). The History of Physics: A Biographical Approach. USA: Virtual bookworm.com Publishing, Inc. Puspitasari. (2023). Sejarah Fisika. Yogyakarta: Penerbit K-Media.