Generasi Alpha, yang lahir setelah tahun 2010, tumbuh di dunia yang sangat terhubung secara digital. Teknologi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka sejak lahir. Meskipun teknologi menawarkan banyak manfaat dan peluang, ada juga beberapa tantangan unik yang dihadapi oleh Generasi Alpha seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat salah satunya ketergantungan pada penggunaannya.
Kemajuan teknologi menjadi suatu hal yang merata tanpa mengenal batas usia, yang mana perlu di batasi menjadi tak terbatasi. Perkembangan teknologi telah membawah seluruh lapisan anak-anak hampir seluruh dunia, dalam menerima informasi yang semestinya belum menjadi bahan pembahasan untuk anak-anak jaman now. Alat kecil yang memancarkan radiasi dari sebuah komponen yang bersifat semikonduktor, biasa disebut sebagai LED memancarkan sebuah radiasi dalam bentuk cahaya hingga menimbulkan ketertarikan pada yang melihatnya bahkan menimbulkan rasa candu atau ketergantungan. Hal ini sangat tidak di rekomendasikan untuk di taman pada bibit-bibit unggul bangsa untuk menjadi sebuah kebiasaan yang dapat memberikan dampak dominan merusak mulai dari jaringan saraf hingga sampai ke akidah dan akhlak sang generasi alpha.
Apa sebenarnya yang menjadi tantangan generasi Alpha ?
Sistem telah berubah dan semakin mangalami kemajuan, namun tidak jarang yang merasakan bahwa kemajuan ini merupakan sebuah tantangan yang begitu berat. Untuk menentukan tingginya Tingkat stress maka dalam ilmu fisika maka digunakan persamaan stress = gaya/luasan, dimana berdasarkan persamaan ini menunjukkan semakin besar gaya yang diberikan maka akan semakin tinggi tekanan yang diberikan. Namun hal ini tidak berbicara mengenai ilmu fisika namun lebih fokus pada perkembangan anak usia dini.
“Menurut WHO, anak di bawah 2 tahun tidak direkomendasikan untuk terpapar gadget. Sedangkan pada anak usia 2-5 tahun” (Tim Redaksi CNBT Indonesia, 2023), namun nyatanya generasi alpha telah mengikuti perkembangan zaman hingga mengabaikan batasan. Hal ini bukanlah hal yang menimbulkan pandangan yang salah dan juga benar. Yang perlu diperhatikan adalah efek yang akan ditimbulkan mulai dari hasil paparan radiasi cahaya serta pengendalian saraf pada otak yang akan menciptakan respon anak usia dini memiliki emosional selayaknya orang dewasa/remaja.
Berdasarkan hasil paparan radiasi cahaya pada gadget meskipun termasuk dalam golongan radio frequency pada tingkat yang rendah, namun juga akan menimbulkan efek yang serius pada tubuh. Dimana gelombang yang ada pada gadget juga merupakan gelombang elektromagnetik sehingga akan berinteraksi dengan jaringan tubuh jika jarak maupun waktu penggunaannya tidak lagi diperhatikan. Penggunaan gadget dapat menimbulkan ketergantungan pada anak usia dini dimana informasi yang ada pada gadget menimbukan keterkaitan hingga rasa candu. Kemudian dari sinilah efek yang diberikan akibat penggunaan gadget yang tak terbatasi mulai timbul, seperti kelelahan pada mata hingga menimbulkan rabun jauh.
Bermain gadget yang berlebihan bukan lagi sesuatu yang asing untuk didengar, bahkan nyatanya ketika beranda sosmed tak sengaja terdapat petunjuk berupa video penggunaan gadget yang baik, tak sedikit dari kita untuk lebih memilih kemauan sendiri tanpa memprediksikan dampak yang dihasilkan.
Pentingnya pembatasan penggunaan gadget untuk generasi alpha, agar informasi yang tidak semestinya belum waktunya untuk dikelola oleh sarafnya yang masi sangat dini. Secara tidak langsung apa yang ditanamkan adalah kebiasaan yang akan terbentuk dan menjadi dasar pertumbuhan generasi alpha. Jadi tak heran jika generasi alpha telah banyak yang stress tidak tepat waktu. Pola pikir yang terpaksa dewasa akhirnya menimbulkan perkembangan akidah maupun akhlak yang terarah sesuai informasi yang didapatkan dari adanya gadget.
Semakin meningkatnya nilai perkembangan teknologi makan akan meningkat pula tantang yang akan dialami oleh generasi berikutnya. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah menanamkan sebuah batasan yang harus dikenali dengan baik, karena kebutuhan manusia tidak hanya terdapat pada didikan gadget namu juga membutuhkan didikan langsung dari lingkungan maupun orang-orang yang ditemui secara langsung.
Penulis : Sitti Fadillah Sucaga
Editor : –
Referensi :
Lavelle, Daniel (January 4, 2019). "Move over, millennials and Gen Z – here comes Generation Alpha. "Children and parents: Media Use and Attitudes Report"Ofcom. 29 November 2017. Shaw Brown, Genevieve (February 17, 2020). "After Gen Z, meet Gen Alpha. What to know about the generation born 2013 to today.