Artikel sebelumnya membahas tentang salah satu penemuan di ruang angkasa yaitu Sejarah Penemuan dan Perkembangan Asteroid. Kali ini kita akan membahas black hole atau lubang hitam.
Sudah pernah dengar belum kata black hole atau lubang kematian? Jika anda tertarik simak penjelasan berikut.
Apa itu Black Hole?
Black hole atau lubang hitam adalah bagian dari ruang waktu yang memiliki gravitasi paling kuat, bahkan cahaya yang memiliki kecepatan paling tidak mampu lolos dari tarikan lubang hitam. Teori relativitas umum memprediksi bahwa butuh massa besar untuk menciptakan sebuah lubang hitam yang berada di ruang waktu.
Sekitar lubang hitam ada permukaan yang terkenal dengan horizon peristiwa. Objek ini disebut “hitam” karena mampu menyerap apapun yang ada disekitarnya dan mustahil kembali lagi, bahkan cahaya sekalipun. Oleh karena itu lubang hitamatau terkenal dengan lubang kematian.
Bagaimana Black Hole Tercipta?
Pada awal terciptanya lubang hitam ini adalah bintang yang memiliki kondisi tingkat radiasi dan gravitasinya seimbang. Saat bintang kehabisan bahan bakar untuk melakukan fusi, radiasi yang keluar semakin melemah dari gaya gravitasi ke dalam. Dari situlah bintang mengalami keruntuhan yang kemudian mengalami sebuah ledakan supernova. Ledakan ini hanya ada dua kemungkinan, terbentuknya bintang Neutron atau menjadi lubang hitam.
Salah satu lubang hitam yang telah ditemukan adalah lubang hitam supermasif dalam inti galaksi elips super raksasa Messier 87 pada konstelasi Virgo. Massanya kira-kira mencapai miliaran kali lipat massa Matahari, 7,22+0,34−0,40×109 M☉, pada tahun 2016. Lubang hitam ini di abadikan secara langsung oleh Event Horizon Telescope dan rilis tanggal 10 April 2019.
Lubang hitam supermasif adalah jenis lubang hitam terbesar yang massanya ratusan ribu bahkan dapat mencapai miliaran kali massa matahari. Hampir semua galaksi kira-kira memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya. Salah satunya galaksi Bimasakti banyak yang meyakini bahwa terdapat lubang hitam supermasif Sagittarius A*.
Asumsi pertama kali oleh Donald Lynden-Bell dan Martin Rees tahun 1971 lalu beranggapan bahwa pusat dari galaksi Bimasakti memiliki lubang hitam supermasif. Pada tanggal 13 dan 15 Februari 1974 Lubang hitam supermasif pada pusat Bimasakti ditemukan, oleh astronomer Bruce Balick dan Robert Brown interferometer garis dasar milik Observatorium Astronomi Radio Nasional yang sudah terkenal dengan Sagittarius A*.
Para astronom menemukan sumber radio yang memancarkan radiasi sinkrotron, yang bersifat padat dan tidak bergerak karena gravitasinya. Oleh karena itu, ini adalah indikasi pertama bahwa terdapat lubang hitam supermasif pada bagian inti Bimasakti.
Sebelum adannya lubang hitam, salah satu ilmuwan paling berpengaruh yakni Albert Einstein dengan teori Relativitasnya yang juga membahas lubang hitam ini. Teori relativitas umum Einstein meramalkan pada tahun 1915 bahwa tarikan gravitasi lubang hitam kemungkinan sangat besar sehingga mereka membelokkan struktur ruang, memutar medan magnet, dan membelokkan cahaya.
Karya Einstein ini secara tidak langsung menegaskan bahwa memungkinkan untuk kita melihat gelombang cahaya yang terdapat dari sisi jauh lubang hitam karena medan magnet yang terdistorsi bertindak sebagai cermin.
Editor: Putri Nur Sabrini Anastasia
Referensi:
https://datadosen.com/Lubang_hitam_supermasif https://ejournal.unib.ac.id/kumparan_fisika/article/view/16236/8360