Web3 dalam Perkembangan Industri Musik

Dalam beberapa artikel sebelumnya, lebih mendalam membahas mengenai web3 dan juga sistem blockchain sebagai pondasi dalam proses kerja web3. Perlu diingat bahwa web3 bukanlah sebuah teknologi tunggal, melainkan sebuah konsep evolusi internet yang sedang berlangsung. Berbagai teknologi dan ide yang mendasari seperti blockchain, cryptocurrency, dan aplikasi terdesentralisasi, sudah mulai muncul dan berkembang jauh sebelum tahun 2014.

Tahun 2014 menandai momen penting dalam popularisasi istilah web3 dan mulai menghimpun komunitas yang tertarik dengan visi internet yang terdesentralisasi dan berpusat pada pengguna. Konsep ini terus berkembang dengan pesat dan potensinya untuk merevolusi berbagai industri sangat besar. Tak hanya sampai di situ, web3 juga mengambil peran dalam perkembangan industri musik.

Perbedaan antara web2 dan web3 dalam industri musik sangat signifikan yang dimana web2 lebih menekankan interaktivitas dan kolaborasi pengguna dan juga mampu mengubah cara orang menemukan, berbagi, dan mengonsumsi musik. Adapun contoh platform musik pada web2 yaitu YouTube, SoundCloud, dan Spotify. Sedangkan, web3 hadir untuk mengatasi masalah mengenai royalti dan manajemen hak cipta yang beberapa tahun belakangan ini menjadi perdebatan panjang.

Dengan perkembangan yang sangat pesat pada web3 yang, konsep yang di kedepankan pada web3 yaitu untuk memberdayakan musisi, mendorong model pendapatan baru, dan menciptakan hubungan yang lebih erat antara artis dan penggemar.

Berikut beberapa contoh platform musik yang di hadirkan oleh web3

1. Audius

Platform streaming musik terdesentralisasi yang menggunakan teknologi blockchain untuk memberi pengguna lebih banyak kontrol atas data mereka dan bagaimana mereka diberi kompensasi. Tidak seperti layanan streaming tradisional yang membayar artis sebagian kecil dari sen per streaming, Audius memungkinkan artis untuk mendapatkan token berdasarkan jumlah waktu musik mereka diputar.

2. Sound.xyz

Platform ini memungkinkan komunitas musik untuk berkumpul dan mendukung artis favorit mereka melalui sistem token. Penggemar dapat membeli token yang memberi mereka hak suara pada keputusan terkait artis yang mereka dukung, akses eksklusif ke konten, dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam tata kelola platform.

3. Foundation

Meskipun tidak secara eksklusif berfokus pada musik, Foundation adalah pasar populer untuk NFT (non-fungible token) tempat artis dapat menjual musik mereka sebagai NFT. NFT pada dasarnya adalah sertifikat kepemilikan digital untuk item digital unik, ini memungkinkan musisi untuk menjual versi eksklusif dari lagu atau album mereka langsung ke penggemar, dan penggemar berpotensi mendapatkan royalti dari NFT atau menjualnya kembali untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.

4. OpenSea

Serupa dengan Foundation, opensea adalah pasar NFT terkemuka lainnya tempat musisi dapat menjual musik mereka sebagai NFT. Platform ini menawarkan berbagai fitur yang lebih luas dan memungkinkan aplikasi NFT yang lebih kreatif, seperti menggabungkan lagu bersama dan juga menawarkan merchandise serta pengalaman eksklusif kepada para  pememegang NFT.

Referensi :

Carter, Jamie (April 18, 2015). "Back to basics: is Web 1.0 making a comeback?". TechRadar. Archived
Shannon, Victoria (May 23, 2006). "A 'more revolutionary' Web.
Khalif, Olga (December 10, 2021). "What You Need to Know About Web3, Crypto's Attempt to Reinvent the Internet
Miftahul Khair
Miftahul Khair

Oke

Articles: 62